Cibulan
00.23
Konon menurut cerita masyarakat di daerah tersebut, timbulnya sumber air di Cibulan yaitu pada waktu Putri Buyut Manis yang terkenal dengan kecantikannya dipinang menjadi permaisuri oleh Putra Buyut Talaga. Tetapi, Putri Buyut Manis telah mempunyai kekasih piiihannya sendiri, hingga dalam hati Putri Buyut Manis tidak setuju dan tidak mau atas pinangan Putra Buyut Talaga tersebut. Oleh karena kebiasaan atau adat istiadat yang berlaku pada waktu itu, sulit bagi Putri Buyut Manis untuk menolaknya secara terang-terangan. Maka untuk menyatakan ketidaksetujuannya, ia lari dari kediamannya dan menghilang di suatu tempat. Di tempat dimana Putri Buyut Manis menghilang, timbul sumber-sumber mata air, hingga tersebutlah nama Cibulan. Pada waktu para wali menyebarkan agama Islam ratusan tahun yang lalu yang berpusat di Cirebon, akan mengislamkan daerah Kuningan, maka sampai di daerah Cibulan para wali menemukan sumber mata air yang selanjutnya dijadikan tempat peristirahatan. Selanjutnya dibuatlah kolam dan ditanami ikan kancra bodas. Ikan tersebut sekarang dijadikan ikan keramat, seperti halnya ikan yang terdapat di kolam renang Cigugur, Darmaloka, Linggarjati dan Situ Pesawahan.
Sebelum para wali menyebarkan agama Islam, daerah Cirebon asal mulanya patilasan Prabu Siliwangi. Karena disebelah barat kolam renang Cibulan terdapat sumur-sumur kecil, yang terkenal dengan sebutan "SUMUR TUJUH".Sedangkan disekitar sumur tujuh oleh Prabu Siliwangi dipergunakan sebagai tempat bersemedi. Sumur tersebut juga oleh Prabu Siliwangi dipergunakan untuk keperluan membasuh muka dikala beliau akan mensucikan diri dan mengheningkan cipta.
Adapun nama-nama sumurnya ialah
- Sumur Kejayaan;
- Sumur Kemulyaan;
- Sumur Pengabulan,
- Sumur Cisandane;
- Sumur Kemudaan;
- Sumur Keselamatan;
- Sumur Cirancana
Bahkan menurut masyarakat di sekitar objek wisata kolam renang Cibulan, yaitu tepatnya di sekitar sumur tujuh terdapat Kepiting Emas (yang wamanya keemas-emasan). Sewaktu-waktu bisa terlihat oleh orang-orang yang akan mendapat rizki (kebahagiaan). Waktunya terutama pada jum'at kliwon. Mengenai kebenarannya kepercayaan tersebut Wallahu Alam, namun sampai sekarang masih banyak orang-orang yang datang untuk berziarah ketempat tersebut, terutama orang-orang dari luar daerah Kabupaten Kuningan.
Posting Komentar